"Kapasitas seseorang untuk berjalan menggambarkan kebugaran dan kesehatannya," ungkap Dr Stephanie Studenski, ahli geriatri dari University of Pittsburgh.
Penelitian ini dilakukan berdasarkan analisis terhadap sembilan riset mengenai kecepatan berjalan, usia, jenis kelamin, indeks massa tubuh, riwayat kesehatan dan angka harapan hidup terhadap 35.000 partisipan berusia 65 tahun keatas.
Pada awal masa penelitian, setiap partisipan memiliki kecepatan normal saat berjalan dan mereka diuji berkala hingga 21 tahun. Dalam percobaan ini, setiap partisipan dinilai ukuran kecepatan berjalan dan dicatat angka kelangsungan hidupnya.
Penelitian ini mencatat bahwa orang yang berjalan cepat (tidak tergesa-gesa) sekitar 2,2 mil per jam (atau sama dengan 0,8 meter/ detik) memiliki angka usia hidup yang lebih tinggi yang sebelumnya tak pernah disangka.
Dalam setiap 0,1 meter/detik berjalan kaki, orang yang berjalan cepat memiliki harapan hidup 1 dekade lebih lama dibandingkan dengan orang yang berjalan pelan.
Sebagai contoh, pria berusia 70 tahun yang selalu berjalan cepat memiliki usia harapan hidup 7 hingga 23 tahun lebih lama. Sedangkan wanita berusia 70 tahun yang berjalan cepat berkesempatan untuk hidup 10 hingga 30 tahun lebih lama kedepannya.
Para peneliti menduga bahwa begitu banyak sistem organ yang terlibat dalam seberapa cepat kita berjalan, termasuk jantung, paru-paru, darah otak, sistem saraf, otot, sendi dan tulang.
Hasil penelitian ini bukan berarti menganjurkan orang supaya berjalan cepat agar memiliki umur panjang. Peneliti menambahkan bahwa tubuh Anda menentukan sendiri kecepatan berjalan yang terbaik untuk Anda.
"Tubuh kita secara alami akan menentukan kecepatan berjalan yang paling sesuai dengan kemampuan kita. Karena itu, kecepatan berjalan bisa menjadi indikator kesehatan," tambah Studenki.